CERPEN
A Beatiful of Friendship
Pretty,
Prita, Secci, dan Rini. Mereka bersahabat sejak kelas 3 SMP, sampai
saat ini pun mereka masih tetap bersahabat. Sekarang ke empat anak
tersebut duduk dibangku SMA kelas XI-IA1.Tapi akhir –
akhir ini entah kenapa persahabatan mereka renggang. Mereka jarang
komunikasi, jarang ngumpul entah apa sebabnya .” Tty kenapa sih kok
akhir – akhir ini kita jarang jalan bareng terus
komunikasi juga jarang emang ada apa sih ?” Pikir Secci. “ aduh aku sih
juga bingung kenapa dengan anak – anak ? apa mungkin mereka lagi sibuk
dengan tugas sekolah ya ? tapi sesibuk –sibuknya tugas sekolah kan bisa
sms atau missedcall kek ?” sambung Pretty. “ Udah gini aja hari
sabtu kita kumpul ditempat biasa sama sekalian kita makan bersama”.
Kemudian Pretty menghubungi Rini dan Secci menghubungi Prita. Akhirnya
mereka sepakat untuk bertemu di Cafénia tempat mereka biasa nongkrong.
Di
Cafenialah mereka memecahkan masalah tersebut. “ Teman kenapa sih kok
kita sekarang jarang kumpul, komunikasi aja sudah jarang. Emang ada
apasih ?” ungkap Pretty.Rini mencoba untuk menjelaskan pada sahabatnya itu
“ begini lho Tty kita ini lagi banyak tugas jadi untuk komunikasi aja
gak sempat”. Semakin lama bersih tegangpun semakin memanas diantara
Pretty dan Rini.Namun mereka mencoba untuk terus menyelesaikannya. “ Sudah
– sudah kita kesini ini mau kumpul bukan malah bertengkar!!! Sekarang
gak usah di bahas lagi” celah Secci. Tiba –tiba Prita menceritakan
masalah pribadanya, padahal hal tersebut tidak penting untuk dibicarakan
saat itu “ oh ya aku ingin cerita sama kalian. Diam – diam aku suka
sama Lutfi anak SMA SIKA” . Prita menjelaskan cerita yang dialaminya.
Ceritanya
itu Prita di ajak oleh Cisa untuk mengantarkan undangan Band ke SMA
SIKA. Ketua Osis SMA SIKA itu adalah Lutfi. Tiba disana mereka tanya ruang OSISnya. “
Maaf ruang OSISnya dimana?”. “ Diujung sebelah kanan dekat kelas
XI-IA1” jawab salah seorang siswa SMA tersebut.. Setelah mencari ruangan
OSIS SMA SIKA tersebut, mereka langsung menemui Ketua Osisnya. “ Maaf
bisa bertemu dengan ketua osisnya “ tanya Prita. “ ya saya sendiri
“Jawab dari ketua Osis yang dapat memikat hati Prita. “ kami dari
pengurus osis sma twelve. Perkenalkan saya Cisa Ketua osis sma twelve dan ini Prita sekretaris Osis”. Mereka berbincang – bincang. Setelah selesai bercakap tiba – tiba si
Lutfi meminta no. Hp pada Prita, alasannya sih agar bisa dihubungi
kalau ada sesuatu tentang undangan tersebut Tapi yang tak habis pikir
kenapa dia kok gak tanya ama Cisa, padahal yang berkepentingan adalah
Cisa. Mulai dari situlah Prita menaruh curiga, dan setelah dipikir –
pikir Prita mulai suka dengan Lutfi. Suatu saat Lutfi
mulai menanyakan kabar prita “ Halo g ngapain, gimana kabar mu ?
“telphone Lutfi. “ aku lagi nonton TV dan aku juga baik – baik aja “
jawab Prita. Nah dari situlah Prita mulai dekat dengan Lutfi. Tiba –
tiba mereka pergi ngedate ke suatu café. Disitulah mereka bercanda,
sharring, ngobrol –ngobrol dan lain sebagainya. Lama kelamaan mereka
tambah dekat layaknya orang pacaran.
Tanpa
diduga, Lutfi menyatakan cintanya pada Prita di café taria. “ Ta, ingat
nggak kamu waktu pertama kita bertemu di ruangan OSIS sekolah ku.
Disitu kita masih malu – malu dan juga masih belum kenal “. “ Oh ya
waktu itu kita masih belum kenal “ jawab prita. Prita tak tahu harus
menjawab apa, karena dia sangat nervous ketika bertemu dengan Lutfi.
Ketampanannya dan baik hatinya membuat jantung Prita berdebar – debar.
Tanpa disadari, Lutfi berkata “ Ta kamu tahu maksudku saat aku tanyakan
no HP mu ? “. Prita seakan diam seribu bahasa. Dia terkejut ketika Lutfi
menyakan hal itu, yang selama ini menjadi tanda tanya besar bagi Prita.
“ Bukannya kamu bilang kalau kamu tanya ketika itu untuk sewaktu –waktu
ada masalah yang tidak dimengerti tentang undangan tersebut. Sampai
saat ini aku masih bertanya – tanya tentang hal tersebut Fi. Seharusnya
kan kamu bertanya pada Cisa ketua OSISnya. “ Prita nekat untuk bertanya
tentang hal tersebut, karena dia sudah tidak tahan lagi untuk tahu apa
sebenarnya maksud yang dikatakan Lutfi ketika itu. “ Tau nggak Ta ketika
itu aku sudah mulai suka denganmu, sebetulnya aku mulai suka dari
peristiwa itu. Kamu kan salah satu dari Genk yang suka nongkrong di
Cafénia itukan. Disitu aku sering memperhatikan kamu, lalu aku mencari
informasi tentangmu. Ternyata kamu adalah sekretaris OSIS SMA TWELVE.
Aku tahu namamu dari seorang pegawai Café tersebut. Kebetulan sekali
waktu itu kamu datang kesekolahku, langsung aja aku beranikan diri
menanyakan no. hp mu. “ Prita sangat terkejut dan dia langsung meminum
seteguk air untuk menghilangkan rasa nervousnya tersebut. “ Fi, kenapa
waktu di Café kamu nggak langsung aja kenalan sama aku. Tapi bukannya
aku sok tahu ya, kan lebih mudah gitu, jadi tak berbelit – belit. “
Lutfipun langsung menjawab pertanyaan dari Prita tanpa ada rasa deg –
degan yang dialami Prita saat itu. “ Ketika itu aku masih malu dan aku
baru pertama kali ada rasa sama anak cewek. Makanya kenapa aku tidak
langsung kenalan sama kamu”. Prita pun diam, tak satu kata pun keluar
dari mulutnya. Dia hanya menatap mata Lutfi yang tajam dan mendengarkan
kata – kata manisnya. “ Ta, kamu kan sudah tahu gimana perasaan ku. Nah
sekarang apakah kamu mau jadi cewek ku?”. Setangkai bunga
Mawar diberikan Lutfi Untuk wanita yang di cintainya. Andai Prita tahu
bahwa dia adalah cewek pertama Lutfi. Lutfi sangat berharap Prita mau
jadi ceweknya, dengan kecantikan Prita, kelemah lembutannya, dan
kedewassaan yang dimiliki oleh Pritalah yang Lutfi cari – cari selama
ini. Hanya Di Pritalah Sifat itu ada . Denagn keberanian Lutfi, ia
mengatakan Hal yang selama ini Prita tidak mengetahuinya “Dan seandainya
kamu mau jadi cewekku, kamu adalah cewekku yang pertamaku
Sebelumnya
aku belum pernah pacaran, aku hanya selalu konsen pada pelajaran atau
urusan OSIS saja. Nah sejak bertemu denganmulah aku mulai merasakan
jatuh cinta pada seorang cewek. Sekali lagi mau nggak kamu jadi pacarku?
“. Prita sangat terkejut, kata – kata itulah yang selama ini ditunggu
olehnya. Hari deme hari ia menunggu kalimat yang telah di ucapksn Lutfi.
“ Fi kamu serius bicara seperti itu ? “. Keraguan dan ketidak percayaan
pada laki – laki yang dicintainya itu mulai menghampiri hati Prita.
Namun Lutfi mencoba menjawabnya “ Ta masak sih aku
bercanda “. Itapun ( panggilan Prita ) semakin bingung dia masih tidak
percaya akan hal tersebut, dalam hatinya dia seakan mimpi namun setelah
dicubit terasa sakit ternyata ini adalah kenyataan. “ Bukannya begitu
Fi, kitakan masih baru kenal. Apakah secepat itu ? “. Lutfi sangat takut
untuk di tolak Prita “ Ta, apa salah kalau kita jalanin aja dulu ? “.
Prita semakin bingung dan diapun menjawab OK dia mau jadi
pacar Lutfi. Lutfi sangat bahagia sekali, akhirnya ia mendapatkan hati
seorang cewek yang selama ini dia senangi dia menucapkan syukur kapada
Tuhan. Baginya untuk mendapatkan seorang cewek seperti Prita membutuhkan
perjuangan, dengan kesabaran dan jerih payahnya dia dapat menaklukkan
hati Prita.
Setelah
mereka memutuskan untuk berpacaran, Lutfi selalu menjemput Prita
disekolahnya. Mereka terlihat begitu bahagia, bahkan teman –teman
Pritapun ikut senang. Apapun yang membuat Prita senang pasti ketiga
temannya itu selalu mendukungnya. “ Ta, ditunggu Lutfi di gerbang “.
Prita sangat bahagia . Diapun menghampiri Lutfi sang Kekasih. Lutfi
langsung saja menyapa pacarnya yang 1 bulan ini sebagai ceweknya “ Hai
Yank sudah siap, sekarang kita mau kemana ? langsung pulang atau makan
dulu ? “. Dengan senyum manisnya Prita menjawab “ Terserah kamu”. “
gimana kalau kita jalan – jalan dulu aja lagipula aku tadi sudah bilang
kenyokap untuk pulang sore “ lanjut Lutfi.
Mereka
pergi ke Café yang biasa mereka kunjungi. Disana mereka makan dan
ngobrol. Tiba – tiba saja Prita ingin bicara serius dengan Lutfi “ Fi,
aku ingin kamu kenal ama ortuku. Aku ingin kita pacaran tidak sembunyi
–sembunyi seperti ini. Orang tuaku ingin kalau aku sudah punya pacar
agar pacaran dirumah saja”. Lutfi langsung saja menjawab tanpa berpikir
lagi “ ayo aja kapan kamu kenalin aku ke ortumu bagiku tidak ada
masalah, apa sih yang nggak buat kamu “. Prita tersenyum bahagia bahwa
kekasihnya dapat mengerti apa yang ia inginkan selama ini. Hati Prita
terasa lega menyampaikan hal tersebut. Mereka sepakat hari sabtu esok,
mereka tidak akan pergi kencan diluar, namun di rumah Prita.
Saturday
night telah tiba, untuk saat ini berbeda dengan biasanya. Kali ini
mereka asyik ngobrol dirumah Prita. Mereka diizinkan untuk berpacaran
oleh ortu Prita. “ Alhamdulilah Say kita sudah diijinkan oleh ortumu “
ungkap Lutfi. Prita dari tadi hanya tersenyum dan tidak banyak bicara
seperti biasanya, mungkin dia masih malu atau segan dengan ayah dan
ibunya. Padahal ortunya hanya biasa saja. “ Sayang gak biasanya kamu
diam seperti ini, emang kamu ada masalah ya? “. “ ah tidak hanya saja
aku malu dengan kadua orang tuaku “. Dan lutfi hanya menggelengkan
kepala padahal dalam hatinya dia saja tidak malu, karena dia pikir orang
tua Prita adalah Orang tuanya juga. “ kenapa harus malu Sayang itukan
orang tua mu sendiri. Sudah nggak usah malu aku jadi Gimana gitu kalau
kamu diam saja, masa dari tadi aku yang ngomong duluan kan kesannya
gimana ? Ah tak enak pokoknya “. Setelah lama berbincang Lutfi meminta
ijin untuk pulang. “Ta aku pulang dulu ya ! besok aku jemput jam 6 pagi.
Jangan lupa ya ? “ “ OK “.
Serelah
3 bulan hubungan antara Prita & lutfi terjalin, tiba – tiba saja
ada yang aneh dari Secci. Akhir – akhir ini dia dekat dengan lutfi.
Bahkan dia sering munghubungi Lutfi, mulai dari sms, missedcall, calling
atau yang lain. Ketika Prita asyik membaca sms dari hp Lutfi, dia
terkejut dengan adanya sms dari Secci, didalam sms Lutfi, Secci
mengatakan bahwa dia ingin bertemu dengan kekasihnya itu di Cefenia jam 7
malam pada hari rabu. Prita mulai menaruh curiga pada sahabatnya itu “
jangan – jangan Secci mulai suka nih sama Lutfi, tapi apakah itu benar ?
ah sepertinya tidak mungkin! Dia kan tidak seperti itu “. Prita akan
mengikuti mereka saat makan di Cafenia.
Tanpa
diduga ternyata benar apa yang selama ini dibenak Prita. “ Lutfi, Secci
ngapain kalian disini Jangan –jangan kalian??? Gak mungkin “. Prita pun
meninggalkan Café tersebut. Lutfi pun mengejar prita “ Prita! Aku
menjelaskan semua ini. Aku dan Secci hanya makan saja dan aku tidak ada
hubungan apa –apa denganya percayalah denganku.
Please!! “. Prita pun hanya menggelengkan kepala dan langsung
meninggalkan Lutfi. Lutfi berusaha menghubungi kakasihnya tersebut, tapi
tak ada jawabannya. Dia mencoba sms Prita namun tidak dibalas, dia
telepon tapi tidak diangkat kadang – kadang tidak aktif. Lutfi sangat
kebingungan, dia berpikir mengapa ini harus terjadi padanya ?. Lutfi
mencoba bertukar pikiran dengan Secci , namun secci mencoba menghubungi
Prita tidak bisa. Setiap kali ia bertemu dengan temannya tersebut Prita
selalu menghindarinya. Segala usaha yang dilakukan Lutfi tidak
membuahkan hasil, mulai dari mengirimkan bunga kesukaan Prita, surat dan
sebagainya.
Lutfi
mulai mencoba mendekati Prita di sekolah, tapi tak kunjung berhasil.
Disisi lain Secci hanya dapat mengatakan penyesalan saja, dia putus asa
apa yang harus ia lakukan untuk Lutfi karena perbuatannya Prita dan
lutfi menjadi bertengkar. Setiap hari ia dihantui rasa bersalah pada
sahabatnya tersebut. Secci takut nantinya dia dijahui dan dimusuhi kedua
sahabatnya yang lain.
Ketika
di sekolah Prita menceritakan masalah yang telah di hadapinya, pada
saat itupulah batang hidung Secci tidak terlihat. Entah kenapa mungkin
ia takut dengan Prita atau kedua teman yang lainnya. Tapi hal tersebut
dihiraukan oleh Prita, dia tak menyangka temannya tersebut telah
mengkhianatinya. “ Aku tak menyangka Secci setega itu dengan ku !, dia
mengkhianati ku. Dibelakangkun dia mendekati Lutfi, padahal ia tahu
bahwa Lutfi adalah kekasihku. Aku punya salah apa ke Secci
?, sehingga ia tak menyadari bahwa apa yang telah dilakukannya itu
telah membuatku sakit hati “. Rini dan Pretty Berusaha menenangkan hati
Prita. Disamping Prita hanya dapat menangis ia pun berusaha untuk tetap
sabar dan tegar.
Kedua
temannya tersebut tak menyangka Secci setega itu kepada Pritta,
bawasannya Secci telah menkhianati sahabatnya sendiri, sahabat yang
telah 3 tahun mereka jalani. Pretty dan Rini mencoba berpikir bagaimana
jalan keluarnya agar persahabatan diantara mereka tetap berjalan dengan
baik. “ Bagaimana kalau kita berkumpul di tempat biasanya untuk membahas
masalah ini? Tidak mungkin karena masalah ini persahabatan kita akan
hancur”. Rini juga sependapat dengan Pretty, persahabatan yang telah
dibina tak mungkin secepat ini akan pecah, apalagi dengan masalah sepele
seperti ini. Baginya masalah karena cowok saja, adalah masalah yang
tidak mudah untuk memecahkan persahabatan mereka.
Pertemuan
di Cafenia dimulai, tanpa habis pikir langsung saja Rini menanyakan
pada Secci“ Sungguh Cci kami tidak menyangka!!! “. secci diam seribu
bahasa, namun dia tidak tahan dihakimi dengan temannya “ sebenarnya aku
membutuhkan seorang cowok sebagai temanku “. Pritta, rini dan pretty
tidak habis pikir dengan secci “ kami ini kamu anggap apa ?, kamukan
bisa curhat dengan kita tanpa harus dengan Lutfi. Bukannnya kamu tahu
kalau Lutfi itu cowoknya Pritta “. Secci pun mencoba untuk menjawab
pertanyaan teman – temannya tersebut,” Bukannya begitu kalian semua
adalah temanku. Aku hanya ingin konsultasi dengan cowok karena ini
adalah masalah cowok”. Ketiga temannya semakin kesal dengan Secci “ tapi
kamu kan mestinya bilang ke Prita jadi dia tidak mencurigai kamu “.
secci sangat menyesal “ Teman –teman maafkan aku terutama Pritta aku
sangat menyesal dan aku berjanji tidak akan menulanginya lagi “.
Prita
dan secci baikan akhirnya persahabatan mereka utuh kembali. Selain itu
jalinan asmara Lutfi dan Prita tetap terjalin. Mereka berjanji akan
lebih terbuka dalam memiliki masalah.
Akhirnya
masalah mereka telah terpecahkan. Seperti biasanya, setiap hari Minggu
mereka berkumpul di Cafenia. Meskipun tidak ada waktu mereka berempat
mencoba berusaha untuk tetap saling berkomunikasi. Dengan komunikasilah
persahabatan akan tetap terjalin.
Akhir
–akhir ini Pretty, Prita dan Secci jarang bertemu dengan Rini. Setiap
kali mereka bertemu dengan Rini, selalu saja Rini diam. “ Ada apa
denganmu Rin? Apa kamu ada masalah ? ceritakan saja, bukannya kita sudah
sepakat bahwa kita harus saling terbuka antara satu dengan lainnya”
tanya Prita. Rini hanya menjawab bahwa dia tidak mempunyai masalah,
hanya saja dia kecapekan. Ketiga sahabat Rini tersebut tidak percaya
dengan Rini.Mereka berusaha untuk mencari informasi tentang Rini.
Suatu
Ketika Prita dan Lutfi pergi makan malam di suatu Café. Lama tidak
pergi dengan Lutfi mereka pun meneruskan pergi ke sebuah Diskotik
ternama. Lazimnya anak muda, mereka dugem di Diskotik tersebut. Mulai
dari free dance, ajeb – ajeb atau apa saja mereka lakukan. Tanpa
disangka Lutfi dan Prita bertemu dengan Rini. Saat itu Rini mabuk berat,
ia asyik dugem dengan teman – teman cowoknya. Prita tidak percaya akan
hal itu ia mencoba menanyakan pada Lutfi “ Kak ( panggilan Lutfi ) lihat
itu, Apa itu Rini ? “. Lutfi pun menoleh kearah yang ditunjuk
kekasihnya tersebut, “ Ia itu Rini dengan siapa dia? “. tanda tanya
besar dibenak sepasang kekasih tersebut.
Di SMA Tweleve lah Prita menceritakn hal itu kepada kedua temannya
Tersebut.
Mereka tidak percaya akan hal itu karena Rini orangnya cukup dewasa dan
pendiam. Mereka bersepakat untuk menyelidiki apa saja yang dilakukan
sahabatnya ketika tidak bersama mereka. Bel Istirahat berbunyi kempat
sahabat tersebut pergi ke kantin. “ Rin, kamu hari Minggu kemarin kemana
? kok kamu tidak datang ke Cafenia ?”. Rini menjawab pertanyaan mereka
dengan santai seolah – olah sahabatnya tersebut tidak tahu apa yang
dilakukannya “ Oh aku di rumah Mama dan Papaku pergi keluar kota
sehingga aku di suruh menunggu rumah”. Pretty, Secci dan Prita tidak
percaya namun mereka tidak mempunyai cukup bukti untuk menyangkal Rini,
meskipun Prita melihat kejadian malam itu dengan mata kepalanya sendiri.
Prety,
Prita, Secci dan Lutfi berkumpul Di tempat biasa mereka ngobrol, tapi
Rini tak datang. Itu hal yang biasa bagi mereka saat ini, karena sudah 2
minggu Rini tidak berkumpul dengan mereka. Dalam pikir mereka mungkin
Rini perklu refresing. Tiba – tiba ada suara dering Handphone milik
Prita, ternyata mama Rini yang menelphone. “ Hallo, Prita Rini apa ada
disitu karena Tante Hubungi hpnya kok tidak aktif ?. Prita semakin tidak
mengerti “ Te, Saat ini Rini tidak bersama kami?”. Mereka semakin
bingung apa yang sebenarnya terjadi pada temannya tersebut?.
Lagi
– lagi setelah Prita, Pretty dan Secci menanyakan hal tersebut Rini
selalu menjawab dengan santai. Bahwa ia pergi ke Warnet, tapitak semuda
itu mereka percaya. Mereka mencoba menanyakan berulang ulang pada Rini,
tapi tetap saja.
Suatu
ketika Secci dan teman – temannya tersebut pergi ke Diskotik yang
ketika itu Prita mengetahui Rini yang sedang asyik dugem. Sambil
menunggu kedatangan Rini mereka bercakap – cakap. Setelah lama
menunggu, akhirnya Rini datang juga. “ Hey, itukan Rini dan bersama
teman – temannya yang waktu itu” unkap Prita. Mereka pun mengawasi seitiap gerak – gerik Rini layaknya seorang detektif yang sedang beraksi.
Tiba –tiba beberapa petugas polisi menggrebek tempat diskotik tersebut. Setiap pengunjung di
gledah, begitupulah dengan Secci dan kawan – kawannya. Tapi tak ada
satu bukti yang menunjukkan bahwa mereka membawa narkoba. Mereka
berusaha mencari Rini di sela – sela keramaian tersebut, tanpa diduga
ternyata Rini terbukti membwa narkoba. Mereka sempat tidak percaya paa
yang diperbuat oleh sahabatnya tersebut. Mereka perl;ahan –lahan
mendekati Rini,di benak mereka apakah itu memang Rini. Ternyata setelah
didekati itu memang benar – benar Rini sahabat mereka yang begitu diam
dan dewasa. Sahabat yang layaknya seorang saudara bagi mereka dan
sebagai mama mereka karena sifat keibuan Rini. “ Rin mengapa kamu
melakukan hal tersebut? Bukannya kamu yang mengajari kami untuk
bertindak lebih baik, dan mengapa kamu sendiri yang melakukan kalimat
tersebut?” bantah Secci. Rini hanya bisa diam, sambil di bawa Polisi
untuk diamankan Sahabatnya menghubungi kedua orang tua Rini. Keluarganya
tidak menyangka bahwa Rini dapat melakukan hal teresbut.
Akhirnya
Rini mendekap di balik jeruji, masa muda, masa sma yang begitu indah
dilewatinya di dalam sel penjara. Namun ketiga temannya tersebut selalu
memberikan dorongan semangat pada Rini agar selalu tegar , tabah dan
sabar. Rini menyesal dan sadar bahwa sahabat, teman dan keluarga adalah
orang – orang yang paling berharga baginya. Dia berjanji bawasannya dia
tidak akan mengecewakan oarng terdekatnya tersebut untuk kedua kalinya.
( Rauna Ferdiani ) siswa Primagama cab. Blimbing Malang.
sb : A Beatiful of Friendship « CERPEN LUBIS GRAFURA.htm
0 Response to "CERPEN "
Posting Komentar